Alasan Kebiasaan Buruk Selalu Mengalahkanmu
Kita terkadang mengerti bahwa beberapa hal bisa buruk bagi kita, dan kita tetap terus melakukan kebiasaan buruk tersebut.
Setiap orang memiliki kebiasaan buruknya sendiri baik itu kebiasaan yang kecil maupun kebiasaan besar yang sulit untuk dihentikan.
Pertanyaan yang muncul adalah ‘Mengapa kita terus-menerus melakukan kebiasaan buruk tersebut, meskipun kita menyadari bahwa hal itu tidak baik bagi diri sendiri?’
Salah satu alasan utama adalah bahwa kebiasaan buruk seringkali memberikan kepuasan secara sesaat.
Mungkin itu adalah kebiasaan merokok setelah makan.
Ngemil ketika malam hari.
Menunda-nunda pekerjaan.
Meskipun kita tahu bahwa kebiasaan tersebut tidak sehat dan sangat tidak produktif, namun kenikmatan atau kenyamanan sesaat seringkali mengalahkan niat untuk berubah.
Selain itu, kebiasaan buruk sering kali terbentuk karena adanya faktor lingkungan atau tekanan sosial.
Mungkin teman-teman di sekitar kita juga memiliki kegiatan serupa, sehingga kita ikut terbiasa melakukan kegiatan tersebut dalam situasi tertentu, meskipun tidak semua individu dapat terpengaruh oleh lingkungan buruk.
Aspek psikologis memiliki peran penting untuk mengatur kebiasaan kita dari lingkungan sekitar.
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki suatu kebiasaan. Jadi otak manusia menyukai sebuah rutinitas.
Hal itu disebabkan oleh kebiasaan yang tumbuh secara subur, terulang-ulang, dan otomatis dalam kehidupan kita.
Seperti tanpa sadar mengambil rokok ketika selesai makan, atau tanpa sengaja menelusuri sosial media secara terus menerus.
Kebiasaan buruk seringkali menjadi bentuk pelarian dari stress, kecemasan, atau tekanan hidup.
Meskipun memberikan kenyamanan sementara. Tetapi pada akhirnya kebiasaan buruk hanya akan menjadi tambahan beban pada masalah secara jangka panjang.
Ini bukan hanya tentang apa yang kita putuskan secara sadar untuk dilakukan. Namun ini tentang mode autopilot yang dimasuki otak kita dan dipandu oleh pola yang sudah mendarah daging.
Seperti cara kita menyikat gigi. Sebagian besar waktu, kita tidak secara aktif berfikir tentang setiap langkah dan gerakan tangan yang kita lakukan saat sedang menyikat gigi.
Kebiasaan ini telah menjadi bagian dari mode autopilot. Otak kita secara otomatis memulai serangkaian kegiatan tanpa memerlukan pemikiran aktif.
Seperti mengambil sikat gigi, memeras pasta gigi, dan menggosok gigi dengan pola tertentu. Kegiatan itu dilakukan tanpa perlu pemikiran aktif dari otak atau keputusan yang mendalam.
Mode autopilot ini juga berlaku pada kegiatan buruk. Kita selalu memiliki niat baik untuk membuka sosial media dengan alasan produktivitas dan mencari inspirasi.
Namun ketika merasa bosan, cemas, atau ketika ingin melepaskan diri dari kenyataan. Otak kita seringkali secara otomatis beralih ke penggunaan media sosial.
Hal ini menjadi respon instan tanpa pemikiran yang mendalam.
Kita mungkin tanpa sadar mengambil ponsel dan membuka aplikasi media sosial ketika kita seharusnya fokus pada kegiatan atau tugas penting.
Memahami pengaruh bawah sadar dibalik kebiasaan buruk ini dapat membantu kita mendapatkan lebih banyak kendali dan pada akhirnya terbebas dari kebiasaan buruk itu.
Jadi, apabila kita bertanya ‘Mengapa kita terus melakukan kebiasaan buruk?’
Jawabannya adalah karena kebiasaan buruk masih ada dan tersimpan di dalam otak kita.
Kebiasaan adalah sistem koneksi yang tertanam dalam otak. Jadi kita tidak bisa untuk menghilangkannya. Kita hanya bisa menyimpannya dengan kebiasaan lain.
Bahkan kita harus sangat rajin dalam jangka waktu yang lama tentang progra baru tersebut agar lebih meresap dibandingkan kebiasaan yang sudah tertanam.
Jika tidak, kita akan terjerumus dalam kebiasaan lama lagi. Jadi, daripada membeli camilan micin, kamu bisa mengambil permen karet rasa mint untuk memenuhi keinginan nafsu dengan mengunya permen karet.
Sangat perlu bagi kita untuk melibatkan kesadaran akan pola otomatis tersebut serta perlu upaya yang berkelanjutan untuk menciptakan kebiasaan baru yang lebih seimbang dan sehat secara mental.
Karena kebiasaan buruk kita biasanya dibangun dalam jangka waktu yang sangat lama.
Kecanduan makan makanan manis, orasi, menonton tv, scrol media sosial, bahkan menunda-nunda pekerjaan.
Semua hal itu kita lakukan karena kita tidak terlalu memperhatikan perlakuan seperti itu yang muncul sejak masa kanak-kanak atau remaja kita.
Kita telah melakukannya ribuan kali pengulangan tanpa sadar. Jadi untuk mengubahnya, kita juga memerlukan ribuan kali pengulangan kebiasaan baik.
Karena satu-satunya jalan pintas adalah fokus dalam membangun kebiasaan baik yang baru kita lakukan.
Gabung dalam percakapan