4 Teknik Cerdas untuk Mengidentifikasi Kebohongan
Di dunia yang serba cepat dan penuh dengan informasi ini, terkadang sulit untuk membedakan mana yang fakta dan mana yang fiksi.
Apakah pernah terfikir oleh kalian berapa kali dalam sehari kita bisa melakukan kebohongan?
Dalam artikel ini kita akan mengungkap tanda-tanda kebohongan melalui bahasa tubuh, sehingga kalian bisa lebih waspada dan tidka mudah dibohongi.
- Waspada Terhadap Situasi dan Pernyataan yang Tidak Konsisten
- Pahami Bahasa Tubuh
- Perhatikan Detail
- Percaya Pada Instingmu
Seorang ahli dalam studi ekspresi wajah, Dr. Paul Ekman telah menunjukkan bahwa kebohongan seringkali tersembunyi dalam detil yang tidak konsisten atau terlalu indah untuk dianggap nyata.
Ini adalah tanda pertama yang harus kita perhatikan, misalnya kalian bertemu seorang teman yang bercerita tentang pengalaman liburannya yang fantastis di tempat yang belum pernah kalian dengar sebelumnya.
Namun, ada beberapa hal yang tidak sesuai seperti dia menyebut berenang dengan lumba-lumba di danau, padahal kalian tahu itu tidak mungkin.
Ini adalah saat yang tepat untuk bertindak dengan menanyakan lebih detail tentang pengalaman tersebut.
Cara terbaik untuk menguji kebenaran cerita adalah dengan bertanya secara spesifik.
Tanyakan..
‘Oh, itu menarik. Bisa ceritakan lebih detail tentang berenang dengan lumba-lumba itu?’
Cara mereka menjawab akan memberikan banyak petunjuk, apakah mereka tampak gugup menghindari kontak mata, atau mungkin ceritanya mulai berubah.
Itu semua adalah indikasi bahwa mungkin ada yang tidak beres. Ingat! Konsistensi adalah kunci, setiap ketidaksesuaian sekecil apapun bisa jadi merupakan tanda bahwa ada yang tidak benar.
Jadi, jangan ragu untuk menyelidiki lebih lanjut dan mengajukan pertanyaan yang tepat.
Mengenali kebohongan tidak hanya tentang apa yang didengar tetapi juga tentang apa yang di lihat.
Dr. Lilian Glass, seorang ahli komunikasi non verbal mengatakan bahwa bahasa tubuh seringkali memberitahu kita lebih banyak daripada kata-kata.
Perhatikan ini!
Saat seseorang mengatakan mereka senang dengan keputusan yang diambil, tetapi ekspresi wajah mereka tegang atau mereka seringkali menghindari kontak mata, ini bisa jadi tanda bahwa mereka tidak sepenuhnya jujur atauh bahkan mungkin sedang berbohong.
Contoh lain, perhatikan gerakan tangan. Seseorang yang terus-menerus menyentuh wajah atau menutupi mulutnya saat berbicara mungkin sedang menyembunyikan sesuatu.
Tidak semua gerakan ini menandakan kebohongan, tapi jika dikombinasikan dengan tanda-tanda lain ini bisa menjadi petunjuk yang berharga.
Mempelajari dan memahami bahasa tubuh membutuhkan latihan, tapi semakun kamu memperhatikan, semakin mudah bagi kamu untuk menangkap isyarat-isyarat halus ini.
Jadi, mulai sekarang saat berbicara dengan seseorang, coba lebih perhatikan tidak hanya apa yang mereka katakan tapi bagaimana mereka mengatakannya.
Kita seringkali terlena dengan cerita yang menarik sehingga melewatkan rincian kecil yang penting.
Dr. David Matsumoto, seorang ahli komunikasi menekankan bahwa dalam mendeteksi kebohongan, detail-detail ini sangat krusial.
Misalnya, seseorang menceritakan tentang proyek besar yang baru saja mereka selesaikan. Saat kamu bertanya tentang detail spesifik seprti ‘Bagaimana kamu mengatasi tantangan X dalam project itu?’ perhatikan jawaban mereka!
Orang yang berbohong mungkin akan mengalihkan pembicaraan atau memberikan jawaban yang umum dan tidak jelas.
Orang yang jujur biasanya memberikan detail yang konkrit dan konsisten tanpa kesulitan.
Sebaliknya, orang yang berbohong seringkali merasa kesulitan menjaga ke konsistenan dalam ceritanya dan mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk merespon, karena mereka perlu menciptakan detail tersebut.
Jadi, jika kamu mendapati bahwa seseorang tampaknya menghindari pertanyaan spesifik atau selalu memberikan jawaban yang kabur, ini bisa jadi merupakan tanda peringatan.
Kejelian dalam memperhatikan dan mengevaluasi jawaban bisa membantu kamu mengungkap kebenaran di balik kata-kata mereka.
Terkadang, meskipun tidak ada bukti nyata, kita merasa ada yang tidak beres.
Dr. Pamela Mayer, penulis buku Liespotting mengatakan bahwa insting seringkali bisa menjadi panduan terbaik kita dalam mendeteksi kebohongan.
Ketika berinteraksi dengan seseorang dan kamu mendapatkan perasaan bahwa sesuatu tidak benar, itu bisa jadi karena tubuhmu menangkap sinyal-sinyal halus yang mungkin tidak kamu sadari secara sadar.
Emosi ini adalah reaksi alami yang telah berkembang selama ribuan tahun untuk melindungi kita dari bahaya atau penipuan.
Jangan abaikan firasat ini, jika kamu merasa tidak nyaman atau curiga terhadap seseorang atau situasi, ambil waktu untuk mengevaluasi lebih jauh.
Tanyakan lebih banyak pertanyaan, atau jika perlu minta pendapat dari orang lain.
Dengan menghormati dan mendengarkan instingmu, kamu meningkatkan kemampuanmu untuk melindungi diri dari kebohongan.
Ingat! Seringkali kita mengetahui kebenaran bukan hanya dari apa yang dikatakan orang, tapi dari apa yang kita rasakan tentang mereka.
Pelajari untuk mempercayai rasa itu dan jangan takut untuk bertindak berdasarkan apa yang dirasakan oleh hatimu.
Itulah ke-4 cara yang bisa kalian gunakan untuk tidak mudah dibohongi.
Kita telah membahas bagaimana tetap waspada terhadap inkonsistensi, memahami bahasa tubuh, memerhatikan detail, dan tentu saja mempercayai insting kita.
Menggunakan 4 alat tersebut dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya membantu kita menghindari kebohongan, tapi juga membantu membangun interaksi yang lebih otentik dan bermakna dengan orang-orang di sekitar kita.
Gabung dalam percakapan